TIGA DOSA BESAR POLITIK JOKOWI JIKA SEANDAINYA GIBRAN JADI CAWAPRES PRABOWO; Oleh: Saiful Huda Ems. | POSBANTEN.CO.ID
google.com, pub-2901016173143435, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Sunday 12th May 2024

TIGA DOSA BESAR POLITIK JOKOWI JIKA SEANDAINYA GIBRAN JADI CAWAPRES PRABOWO; Oleh: Saiful Huda Ems.

posbanten.co..id Jakarta.

Jika beneran nantinya Gibran dibiarkan oleh Jokowi untuk menjadi Cawapresnya Prabowo, maka inilah tiga dosa besar politik Jokowi:

1. Dosa Khianat Reformasi ’98, Prabowo merupakan salah satu tokoh Orde Baru (Orba) yang terlibat dalam penculikan Aktivis Mahasiswa menjelang Reformasi 1998. Prabowo pernah menjadi musuh bersama para Aktivis ’98, dan karena aksi penculikannya itu, Prabowo dipecat dari jabatannya oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP). Agum Gumelar, Wiranto, SBY dll. sudah pernah memberikan kesaksiannya, jika sekarang mereka dukung Prabowo untuk jadi Capres 2024, berarti ada korsleting pemikiran. Begitu pula jika kemudian Jokowi membiarkan Gibran putra sulungnya menjadi Cawapresnya Prabowo, itu berarti Jokowi berkhianat pada Gerakan Reformasi ’98.

2. Dosa Khianat Sejarah, Sebagai seorang Pemimpin Nasional, Jokowi harusnya dapat meluruskan sejarah, bukan malah mengabur dan menguburkannya. Penjahat yang masih belum pernah mau meminta maaf secara terbuka pada rakyat, bahkan malah meminta izin pada rakyat untuk menjadi penguasa, harusnya dihentikan oleh Jokowi, atau minimal dikritisi. Akan tetapi yang terlihat justru Jokowi malah memberikan dukungan padanya untuk menjadi Capres 2024. Apalagi jika anaknya diizinkan dan didukung untuk menjadi Cawapresnya, ini merupakan perbuatan yang tidak tau malu bahkan bisa tergolong menjadi penghianat sejarah !.

3. Dosa Serakah.,Sekejam-kejamnya Soeharto, sediktator-diktatornya Soeharto, seserakah-serakahnya Soeharto, Soeharto tidak pernah membiarkan anak-anaknya jadi Ketua Umum Partai Politik di masa kepemimpinan nasionalnya, apalagi membiarkan anaknya jadi Capres atau Cawapres. Soeharto sangat tau diri, dan sangat menghayati filosofi Jawa, ngono yo ngono namun yo ojo ngono. Begitu ya begitu namun ya jangan seperti begitu. Artinya Soeharto itu sangat tau batasan, tidak keterlaluan, tidak kebablasan, bukan seperti Jokowi dari mulai anak, menantu sampai adik ipar sudah dan mau diizinkan sebagai pejabat semua. Ini serakah ! Kami rakyat kecil sudah sangat capek Pak, berpuluh tahun memperjuangkan nasib sendiri, lah kemudian anda main potong kompas saja !.

Semoga rencana untuk menduetkan Gibran dengan Prabowo hanya sekedar buat hiburan saja menjelang Pilpres 2024, dan tidak menjadi kenyataan yang sesungguhnya. Sebab jika itu menjadi kenyataan, Jokowi akan segera hancur lebur nama baiknya pungkas saiful huda menutup.

Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Ketua Umum HARIMAU JOKOWI yang terluka. Mantan Aktivis ’98 penantang Rezim Soeharto (1991-1998).15/10/2023.

piter siagian

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

mgid.com, 748613, DIRECT, d4c29acad76ce94f