PENGHIANATAN JOKOWI PADA CAPRES GANJAR PRANOWO. Oleh: Saiful Huda Ems. | POSBANTEN.CO.ID
google.com, pub-2901016173143435, DIRECT, f08c47fec0942fa0
Monday 13th May 2024

PENGHIANATAN JOKOWI PADA CAPRES GANJAR PRANOWO. Oleh: Saiful Huda Ems.

posbanten.co.id, Jakarta.

Pernyataan Burhanudin Muhtadi yang menyebut Jokowilah orang yang pertamakali mempopulerkan Ganjar Pranowo bagi saya merupakan hal yang sangat mengada-ngada alias kebohongan besar. Justru sebaliknya, Ganjar Pranowolah yang merupakan salah seorang tokoh publik yang mempopulerkan nama Jokowi.

Kenapa bisa demikian, apa alasannya? Begini ceritanya, Ganjar Pranowo itu sejak remaja sudah aktif di organisasi kemahasiswaan, sudah aktif pula mengikuti kegiatan-kegiatan Partai Demokrasi Indonesia (PDI), sebelum akhirnya menjadi Partai Indonesia Perjuangan (PDIP).

Ganjar Pranowo juga sudah menjadi Anggota DPR RI melalui Pengganti Antar Waktu (PAW) menggantikan Jakob Tobing sejak tahun 2004 hingga 2009, kemudian terpilih lagi jadi Anggota DPR RI 2009 hingga 2014. Namun sebelum berakhir masa jabatannya, Ganjar Pranowo bertarung politik di Jateng dan menang, terpilih menjadi Gubernur Jateng hingga dua periode.

Ketika Ganjar Pranowo masih aktif menjadi Anggota DPR RI (2004-2013), Ganjar Pranowo sudah dikenal luas oleh masyarakat, terlebih ketika Ganjar Pranowo menjadi anggota Panitia Khusus (Pansus) Century. Saat itu Ganjar Pranowo selalu muncul di acara-acara debat yang disiarkan oleh banyak stasiun Tv, dan medsos yang ketika itu mulai digemari masyarakat luas.

Orang-orang se Tanah air yang waktu itu masih senang melihat acara-acara Tv, banyak yang terpukau oleh seni debat Ganjar Pranowo, khususnya ketika Ganjar Pranowo berani membongkar skandal korupsi Bank Century. Sebaliknya di tahun itu nama Jokowi sama sekali belum dikenal, kecuali hanya di Kota Solo. Ini karena waktu itu Jokowi hanyalah tokoh lokal dengan jabatannya sebagai Walikota Solo.

Nama Jokowi itu baru mulai sedikit muncul ketika Jokowi mengeluarkan jurus ngibulnya saat Jokowi menjabat Walikota Solo, bahwa katanya Mobil Esemka akan jadi mobil nasional dan sudah mau dipesan oleh banyak negara yang ingin membelinya. Banyak orang terpukau dalam tipuannya Jokowi yang sampai saat ini tak pernah terbukti itu.

Ganjar Pranowo, Sang Gubernur Jateng (2013-2023) dan yang sudah sangat populer lebih dulu dari Jokowi kala itu, ikut berkampanye mati-matian, sangat berkeringat untuk kemenangan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta 2012, dan khususnya sebagai Capres R.I 2014-2019 serta 2019-2024.

Ganjar Pranowo bersama partainya yang dipimpin oleh Ibu Megawati Soekarno Putri (PDIP) bertahun-tahun berjuang secara all out untuk semakin menaikkan popularitas dan elektabilitas Jokowi. Di setiap musim Kampanye Pilpres, Ganjar Pranowo selalu bela-belain cuti dari tugasnya sebagai Gubernur Jateng, untuk berorasi kemana-mana sampai Jokowi selalu menang dan menang. Anak Jokowipun (Gibran Rakabuming), selalu dibantu dipopulerkan oleh Ganjar Pranowo, baik secara langsung maupun tak langsung.

Sayangnya, alih-alih Ganjar Pranowo Sang Politisi Petarung itu yang seharusnya mendapatkan buah manis dari hasil keringat-keringat perjuangannya, Ganjar Pranowo malah mendapatkan penghianatan demi penghianatan dari Jokowi dan keluarganya. Di pertarungan Pilpres 2024 ini, Ganjar Pranowo tidak dibantu oleh Jokowi dan keluarganya, namun malah Ganjar Pranowo terus menerus diganggu !.

Mulai dari Keputusan MK No.90/2023 yang penuh rekayasa, mobilisasi APDESI, dukungan anggaran keuangan secara besar-besaran dan gila-gilaan dll. untuk pesaing politiknya Ganjar Pranowo, yakni Menhan Prabowo yang tidak bisa diterima oleh akal yang sehat dan waras !. Menteri Keuangan Sri Mulyani bahkan menyebut, pinjaman luar negeri Kementerian Pertahanan (Kemenhan) yang menterinya dijabat oleh Prabowo saat ini sudah tembus Rp.385 Triliun, sedangkan anggaran untuk Kemenhan 2020-2024 nyaris mencapai Rp. 700 Triliun !.

Dari semua yang saya paparkan itu jelas selain menjadi bukti, bahwa pernyataan surveyor dan konsultan politik Burhanudin Muhtadi sangat mengada-ngada, pun menjadi bukti pula bahwa Jokowi tidak hanya berkhianat pada Ganjar Pranowo, Bu Megawati dan partainya (PDIP), melainkan pula Jokowi telah berkhianat pada Amanat Reformasi ’98 yang berarti pula Jokowi berkhianat pada rakyat !. Ini tidak akan bisa dibantah pungkas Saiful Huda Ems (SHE). Lawyer dan Pengamat Politik.

piter siagian.

[otw_is sidebar=otw-sidebar-7]

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

mgid.com, 748613, DIRECT, d4c29acad76ce94f